Flag Counter

Sabtu, 17 November 2012

Home » » Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

Imunisasi TT Pada Ibu Hamil



Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif (Ranuh,2008).
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit (Ranuh,2008).
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukan vaksin ke dalam tubuh manusia (Tawi, 2008).
Jenis Imunisasi
Ada dua jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1.Imunisasi aktif, tubuh sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin dari luar tubuh.
2.Imunisasi pasif, kadar zat anti yang meningkatkan dalam tubuh bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena suntikan atau pemberian dari luar tubuh (Wahab,2002).
Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Ranuh, 2008).
Pengertian Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan kemudian dimurnikan (Putriazka, 2005).
Manfaat Imunisasi TT
1.Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum
2.Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus terjadi pada luka
Vaksin Tetanus
Pada penyakit Tetanus dikenal 2 jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah Toksoid Tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Vaksin ini untuk memberian kekebalan aktif terhadap Tetanus. Vaksin ini mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml alumunium fosfat. vaksin ini diberikan secara intramuskular atau subkutan dalam yang terdiri dari 2 dosis primer dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu.
Ada 3 macan kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan tunggal, kombinasi dengan vaksin Difteria (vaksin DT), atau kombinasi dengan difteria dan pertusis (vaksin DPT). Sedangkan ATS (Anti Tetanus Serum) dapat dipakai untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit Tetanus (Wahab, 2002).
Kekebalan Vaksin Tetanus Terhadap Tubuh
Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90 – 95% (Wahab, 2002). Antibodi yang terbentuk pada tubuh ibu selain memberi perlindungan pada ibu juga memberikan perlindungan pada bayi yang akan lahir. Plasenta meneruskan antibodi tetanus (IgG) ke bayi dan melindungi bayi terhadap kemungkinan masuknya toksin dari luka tali pusat atau luka ditempat lain yang tercemar spora tetanus. Kekebalan optimal terjadi pada ibu bila jarak antar 2 dosis lebih panjang dan jumlah antibodi yang masuk ke bayi akan memberikan titer setinggi titer ibu bila jarak antara 2 dosis kedua dengan kelahiran mencapai 60 – 120 hari (Depkes 1992 dalam Sukmara, 2000).

Waktu Pemberian
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval minimal antardosis TT yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dan jadual pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan calon pengantin terdapat pada tabel 2.2.
Keefektifan Tetanus Toksoid
Kekebalan optimal pada ibu didapat bila jarak antara dua dosis lebih panjang. Jumlah antibodi yang masuk kedalam tubuh bayi akan memberikan titer setinggi titer antibodi ibu bila jarak antara dua dosis dengan jarak kelahiran mencapai 60-120 hari (Depkes, 1992 dalam Sukmara, 2000). Pada penelitian Syafril Sanusi (1984) dalam skripsi Sukmara (2000) menyimpulkan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 35-96 hari lebih memberikan proteksi dibandingkan dengan titer rata-rata antibodi ibu dengan interval 28-31 hari.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh interval antara vaksinasi ke-2 dengan persalinan yang terlalu pendek. Transfer antibodi ibu ke bayi mencapai maksimal pada trimester akhir kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi TT diberikan segera mungkin dan lengkap pada usia kehamilan 7 bulan (Sukmara, 2000).
Efek Samping
Dalam buku pedoman imunisasi TT pada WUS, vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam pemberiannya. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan kepada :
1.WUS dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya;
2.WUS dengan panas tinggi dan sakit berat, namun demikian WUS tersebut dapat diimunisasi segera setelah sembuh. 
Vaksin TT tidak berbahaya bagi WUS hamil dan dapat diberikan pada berbagai usia kehamilan. WUS hamil tetap diberikan imunisasi sesuai dengan interval dari status imunisasinya.

Penyakit Tetanus
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat (Ritarwan, 2004).

Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh Clostridium Tetani memasuki tubuh bayi baru lahir melalui tali pusat yang kurang terawat (Wahab, 2002). Sistem imun yang belum matang dapat juga menjadi penyebab terjadinya TN karena prinsip steril dalam proses persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak sesuai prosedur. TN menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril terutama jika tali pusat terinfeksi. TN dapat menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi di negara berkembang (Silalahi, 2007). Ibu beresiko terkena infeksi Tetanus melalui tindakan persalinan seperti episiotomi yang tidak steril (Scaffer, 2000).

Clostridium Tetani adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerob, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstik. Kuman ini sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen.

Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas, dan kebal terhadap antiseptik. Spora tetanus dapat tetap hidup dalam autoklaf bersuhu 121˚C selama 10-15 menit.

Kuman tetanus terdapat pada kotoran dan debu jalan, usus, dan tinja kuda, domba, anjing, kucing, tikus, dan lainnya. Kuman tetanus masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob, kemudian menghasilkan toksin (tetanospasmin) dan disebarkan melalui darah dan limfe. Toksin ini kemudian akan menempel pada reseptor di sistem syaraf. Gejala utama penyakit ini timbul akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter, yang berakibat penghambatan inhibisi. Akibatnya terjadi kontraksi serta spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang, dan gangguan sistem syaraf otonom (Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2008).

Masa inkubasi penyakit ini biasanya 3 sampai 10 hari (Wiknjosastro, 2002), tetapi pada sumber yang lain menyatakan bahwa masa inkubasinya 5 sampai 14 hari, waktu ini adalah waktu antara gejala pertama sampai timbul kejang pertama (Ismoedijanto, 2006).
Pada Tetanus Neonatorum, gejalanya adalah trismus (mengatupnya rahang dan terkuncinya dua baris gigi akibat kekakuan otot mengunyah sehingga penderita sukar membuka mulut) sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik; Risus Sardonikus (kekakuan otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata sipit); Opisthotonus (tubuh kaku akibat kekakuan otot leher, punggung, dan pinggang); sianosis karena kejang otot pernafasan; dan suhu yang meningkat. Naiknya suhu ini mempunyai prognosis yang tidak baik (Wiknjosastro, 2002). 

Kebanyakan kasus Tetanus terjadi dalam waktu 14 hari. Pada umumnya makin pendek masa inkubasi biasanya karena luka terkontaminsi berat, akibatnya makin berat penyakit Tetanus dan makin buruk prognosisnya (Ditjen PP&PL, 2005). Pembentukan antibodi setelah infeksi kuman tetanus tidak ditemukan, sehingga tidak dikenal kekebalan alamiah. Dengan demikian satu–satunya cara untuk memperoleh kekebalan adalah dengan imunisasi (Purwanto,2003).
Faktor–faktor yang mempengaruhi status imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil
1.Umur ibu 
Umur adalah usia seseorang yang dihitung berdasarkan hari ulang tahun terakhirnya (Mubarak, 2009). Hasil penelitian Purwanto, 2002 di Serang menyatakan bahwa, umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi tetanus toksoid pada respondennya. Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Untuk itulah seorang tenaga kesehatan (perawat) harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat melakukan perncanaan tindakan (Purnawan, 2009). 
2.Pendidikan ibu 
Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak–anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Menurut penelitian Sukmara (2000) dalam tesisnya menyatakan bahwa di Puskesmas Sukamanah Kabupaten Bogor kelompok ibu yang berpendidikan kurang mempunyai resiko 3,19 kali untuk tidak memperoleh imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang memiliki pendidikan tamat SD atau lebih (pendidikan cukup).
3.Persepsi jarak rumah ibu ke pelayanan kesehatan
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda dengan benda lainnya melalui suatu lintasan tertentu (Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini menunjukkan persepsi ibu tentang seberapa jauh rumah ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan bahwa ibu-ibu yang memiliki persepsi jauh tentang jarak dari tempat tinggalnya ke tempat pelayanan imunisasi TT mempunyai resiko 2,4 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu-ibu yang memiliki persepsi jarak dekat ke tempat pelayanan imunisasi. 
4.Pekerjaan ibu 
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan (diperbuat atau dikerjakan). Pekerjaan bukanlah sumber keuangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah (Erich 1996 dalam Nursalam, 2001). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2009). Pekerjaan yang termasuk variabel psikososial ini, dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit Dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya (Purnawan, 2009).
5.Dukungan suami 
Kehamilan merupakan suatu pristiwa yang luar biasa dan merupakan anugrah Tuhan YME, maka sebuah kehamilan perlu mendapat perhatian khusus dari ibu sendiri, suami, dan keluarga yang lain. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial, dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran suami dalam keluarga (BKKBN 2001 dalam Jalilah 2008). Salah satu faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan (ANC) yang salah satunya imunisasi Tetanus Toksoid adalah dukungan suami. Dukungan suami yang baik dapat memberikan motivasi yang baik kepada ibu dalam memeriksakan kehamilan ANC (Sari, 2006). 
6.Gravida 
Gravida adalah kehamilan dimana mengandung ovum yang sudah dibuahi atau mengandung janin. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. Multigravida adalah seorang wanita hamil yang sudah hamil dua kali atau lebih. Ibu yang sudah berpengalaman terhadap kehamilan akan mudah beradaptasi dengan kehamilan dan lebih mengetahui tindakan yang harus dilakukan selama kehamilan (Bobak, 2004).
7.Pengetahuan ibu 
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara–cara memelihara kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Hasil penelitian Sukmara (2000) di Bogor menyatakan bahwa, ibu-ibu yang pengetahuan tentang imunisasi TT kurang mempunyai resiko 1,70 kali untuk tidak mendapatkan imunisasi TT lengkap dibandingkan dengan ibu –ibu yang berpengetahuan cukup.

Share this games :

2 komentar:

Unknown mengatakan...

follow balik ya ke blogku. www.lindapuspitajatikudus.blogspot.com

Unknown mengatakan...

daftar pustakanya

Posting Komentar